Shafira tahu, dia bukan siapa- siapa. Dia tidak pandai menari. Dia tidak pandai dalam pelajaran olahraga. Dia sendiri dengan hatinya yang patah. Harusnya Shafira juga tahu, setiap hati yang patah butuh teman untuk pulih, bukan hanya ruang baru untuk sendiri Cerita ini aku tulis atas nama rasa, untuk Shafira. Anak perempuan yang pintar dalam bidang akademik. Anak perempuan yang cantik. Jika kamu penasaran seperti apa dia? Mari bergabung dengan cerita ini. Cerita ini aku berikan untuk kamu. Agar kamu mengerti meskipun Shafira tidak bicara padamu.