Anom.
Dia datang dengan gamblang, merayapi hatiku, lantas memalangnya. Sejak itu, aku lupa rasanya mencintai pria selain dirinya.
Anom menghidupkan perasaan yang telah lama kupercaya mati. Tidak berlebihan menyebutnya sebagai cinta terbesar dalam hidupku. Anom menyerap semua kasih yang aku punya, menandaskannya, hingga tidak ada sisa bagiku menyayangi pria lain.
Izinkan aku berkisah tentangnya, tentang cintaku, dan tentang waktu.
Notes:
* Cerita ini merupakan gay themed. Jika keberatan dengan tema seperti ini, silakan tinggalkan halaman ini dengan segera.
* Saya mengapresiasi segala bentuk komentar, kritik, serta saran. Namun saya tidak akan menoleransi segala bentuk komentar yang berbau SARA, terlebih merendahkan dan menghina kaum LGBTQ. Let's be civilized human beings, shall we?
* Cover ini saya ambil dari Pinterest.
[Shortlisted for Rainbow Pride Reading List by LGBTINA]
Tidak ada satu pun yang mampu menahan kebebasan yang dijunjung tinggi seorang Nicolas Mahendra. Tidak aturan sosial yang mengekang homoseksualitasnya, tidak nama keluarga yang sudah ditanggalkannya tetapi kukuh menguntitnya, apalagi cinta seorang pria beristri yang berusaha mengikis rasa tidak nyamannya pada intimasi dan hubungan asmara.
Yang tidak dia sadari, cinta selalu punya jalan untuk menemukan hatinya.
Saat rasa peduli yang tidak pernah berhenti diberikan Raja mulai dibutuhkan Nico, sebuah tragedi memaksanya berjuang menunjukkan perasaan yang selama ini disekapnya. Dia menerabas semua prinsipiel yang tidak pernah rela dikompromikannya. Semua demi hati yang enggan menyerah.
Namun mampukah dia memberikan seluruh hatinya untuk pria yang telah kehilangan segalanya? Ataukah dia harus menegakkan kembali pancang-pancang yang telah diterabasnya dan mengusir cinta dari hatinya?