Luka itu membuatku tersiksa
tapi aku tahu pasti ada pelangi setelah hujan
"Ya Allah, KENAPA HARUS AKU, KENAPA.....hiks hiks KENAPA AYAH BENCI AKU hiks hiks KENAPA KELUARGAKU GAK ADA YANG SAYANG AKU hiks hiks,KENAPA....KENAPA hiks hiks" teriak Vera
"Suaranya kok kayak kenal ya?" Batin Bintang. Perlahan Bintang menghampiri gadis itu.
"APA AKU BUKAN ANAK MEREKA?ATAU AKU ANAK YANG TIDAK DIINGINKAN?AK-U SUDAH JANJI PA-DA DIR-IKU SEN-DIRI AKU GAK BO-LEH CEN-GENG,AKU GAK BOLEH NANGIS Aku ha-rus te-gar da-n ku-at,hiks hiks ta-pi.....ta-pi aku g-ak bi-sa pura-pura te-gar terus aku capek rasanya hiks sa-ki-t......hiks"ucap Vera melemah sambil berjongkok.
"Tuh kan benar, ini si waksis" ucap Bintang.
Kemudian gadis itu menengok sambil dengan wajah terkejut. Lalu gadis itu bangkit dan menyeka air matanya.
"Lo" ucap Vera. Yah gadis itu adalah Vera.
"Lo ngapain disini?" Tanya Vera.
"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo disini?" Tanya balik Bintang.
"Gue....gu-e. Serah gue dong, lagian gue disini gak ngapa-ngapain. Cuman pengen liat senja aja" jawab Vera sambil sedikit gugup.
"Ohh, kirain lo habis nangis"
"Gue? Nangis? Mustahil, gue gak pernah nangis ya"elak Vera sambil menyeka sisa air matanya.
"Gini?ningis?mistihil? Hilih. Terus tadi siapa yang nangis sambil teriak-teriak kaya orang gila?"
Skakmat
Vera tidak menjawab
----
Tanpa mereka sadari. Mereka mulai nyaman dengan satu sama lain. Perasaan mereka menghangat dan merasa bahwa mereka bahagia.
"Udah yuk, gue mau turun. Pesanan gue pasti udah siap. Oh iya lo jangan nangis terus, masa waksis gue yang galak ini lemah cengeng lagi" ledek bintang
"Waksis?apaan tuh?"tanya Vera pura-pura bingung
"Iya waksis, wakil ketua OSIS hahahaha"
"Yang nanya, hahahah. Kena Lo hahaha"
Raut muka Bintang berubah kesal
"Anjir lo, ayok lah turun, gak baik cewek Magrib-magrib disini"
"Hemm"
Slm knl dr aku 😉😊