Pada masa ini, semua orang akan mengenang apa-apa yang terjadi. Kita melewati waktu yang berat hingga setiap hari akan ada kata 'sambat'. Wabah yang terus mengalir, bahkan datang tanpa permisi. Kita merugi karena daya gerak telah dibatasi. Tapi tak apa, setidaknya kita berusaha membuat virus harus segera berhenti.
Rebahanlah yang aku lakukan hampir di setiap detik setelah bangun dari mimpi. Ya kuakui, sesekali keluar mencari angin segar atau sekedar pergi untuk jajan. Tak mau lama-lama, aku hanya perlu sebentar untuk membenahi pikiran. Lagipula aku takut jika berlama-lama nanti akan terjadi kesalahan. Lebih baik aku mencegah, bukan? Jadi, aku mencoba membuat waktu luang dengan arti yang lebih 'sedikit' saja bermakna. Aku mengemukakan isi pikiran dengan sajak-sajak beberapa kalimat untuk dibaca oleh siapa saja. Aku tahu, sajakku jauh dari kata sempurna. Namun biarkan imajinasiku bekerja daripada harus mengeluh sia-sia.
SPIN-OFF CERITA AISFA ( CINTA DALAM DOA)
Mendapat restu untuk bersatu dengan orang yang kita perjuangkan selama bertahun-tahun tentu menjadi hal menyenangkan bukan? Namun, bagaimana jika cinta kita sepihak? Bahkan dalam keadaan dia mencintai orang lain?
"Saya nggak cinta sama kamu. Walaupun kita sudah menikah, bukan berarti saya akan menerimamu seutuhnya." (Syafa Izdihar)
"Sebagaimana saya mengajari anak-anak dini huruf hijaiyah, begitu juga saya akan mengajarimu jatuh cinta. Dari alif sampai ya' mesti ada proses yang harus dilalui dengan kesabaran." (Kazim Zeehan)
Tentang Kazim dan perjuangannya dan Syafa dengan rasa yang membuatnya melampaui semua batasannya.