Ceisya sejak kecil harus tinggal serumah dengan Arvind semenjak kebakaran yang menimpa rumahnya dan menewaskan kedua orang tuanya. Ceisya dan Arvind berteman sejak kecil. Lebih tepatnya, Ceisya yang selalu mengekor pada Arvind ke mana pun anak laki-laki itu pergi. Sudah sangat mirip dengan anak ayam yang selalu mengikuti induknya. Meskipun merasa terganggu, kesal, dan tidak nyaman, namun Arvind terpaksa membiarkan Ceisya terus mengikutinya. Baik itu di sekolah, di rumah, atau saat Arvind pergi bermain bersama teman-temannya. Ceisya yang sedari kecil sudah menyukai Arvind, tentu sangat senang karena bisa selalu bersama dengan Arvind. Ia menjadikan kebersamaan mereka sebagai kesempatan emas. Ia sengaja selalu menempel pada Arvind dengan tujuan menjauhkan perempuan-perempuan centil yang selalu mencuri kesempatan untuk mendekati Arvind dan menjadi saingannya. Kerap kali menyatakan perasaan namun selalu mendapatkan penolakan, tidak membuat Ceisya putus asa dan menyerah. Justru perempuan itu selalu mencari cara agar dapat meluluhkan hati berdinding batu dan berlapiskan besi milik Arvind. Bahkan suatu ketika, Ceisya pernah dengan sengaja mengacaukan acara pertemuan Arvind dengan seorang perempuan karena dirinya merasa cemburu dan tidak terima jika Arvind berkencan dan dimiliki oleh perempuan lain. Hingga akhirnya perasaan jenuh dan lelah itu hadir setelah bertahun-tahun berjuang meluluhkan hati Arvind. Dan akhirnya dirinya memutuskan untuk mundur, menjauh, dan menyerah dengan perasaan cintanya yang tak kunjung terbalas. Lalu, bagaimanakah dengan Arvind? Bagaimana dengan kisah mereka? Apakah mereka dapat bersatu atau justru sebaliknya? Penasaran? Ayo, baca dan ikuti kisah mereka!!All Rights Reserved
1 part