"Eehh buseeet, kirain gua apaan, ternyata elu, dasar Ronaldo Wati." saut pria yang acap kali disapa Panjay ini seketika berhenti dari langkahnya karena terkejut akan sosok wanita yang sedang duduk dipojok belakang kelas. Wanita tersebut hanya melirik sejenak ke arah Panji yang berjalan masuk kelas, lalu melempar pandangan ke arah jendela kembali tanpa memedulikan ucapan Panji. "Wooy Ronaldo Wati kesambet apaan lu jam segini udah nangkring dikelas aja, hahahaa.." ledek Panji sambil melangkahkan kakinya menuju ke arah tempat ia biasa bersemedi di kelas dan langsung melempar tasnya ke meja, tempat ia biasa duduk. "Kesambet bidadari surga" jawab Jihan dengan nada kesal karena Panji telah mengganggu waktu sendirinya. "Gua pengen dah jadi angin. Pergi bebas kemanapun ia ingin pergi tanpa harus khawatir disana ada tempat untuk dirinya." tambah Jihan secara acak sambil menoleh ke luar jendela. "Lu kan udah jadi angin" balas Panji. "Maksud lu?" tanya Jihan sambil menoleh ke arah Panji yang sedang asik melihat ke arah ponselnya sambil duduk di bangkunya. "Yaa lu pergi menghilang sesuka hati lu tanpa ada pemberitahuan. Datang sesuka hati lu tanpa diundang. Ketika datang dapat dirasakan keberadaannya tapi nihil untuk memilikinya. Jangankan dimiliki, digenggam aja udah susah banget." jawab Panji sambil menoleh ke arah Jihan dengan senyum manis dibibirnya. Yaa wanita manis itu bernama Jihan Ayudia. Ia seorang teman karib Panji Setya semasa kecil. Mereka bertemu kembali di SMA setelah 10 tahun terpisah jarak yang jauh karena pekerjaan papah Jihan yang pindah, mengharuskan Jihan sekeluarga pindah dari tempat yang selama ini menjadi tempat lahir dan tempat Jihan mengukir kenangan bersama Panji. Bagaimana mereka bisa bertemu kembali? Bagaimana masing-masing dari keduanya menjalani kehidupan tanpa satu sama lain? Bagaimana kelanjutan cerita hidup mereka setelah bertemu? Nyook cekidott😄All Rights Reserved