Seseorang nampak membawa tas besar dan tengah terburu-buru, dan seketika braaaakkk orang tersebut tertabrak sebuah mobil, tubuh dan tas yang ia bawa terhempas ke jalan, saat itu keadaan cukup sepi, hanya ada aku dan Bapak, sementara mobil yang menabraknya melarikan diri. Bapak fokus menolong orang tersebut sementara aku tanpa disuruh mengambil tas orang itu, "deg" betapa terkejutnya aku ketika melihat isi tas itu ternyata uang pecahan seratus ribu rupiah, yang jumlahnya bahkan tak bisa kubayangkan apalagi kuhitung. "Inalillahi wa innailaihi rajiun" orang tersebut nampaknya telah meninggal. setengah jam berlalu ambulans pun datang dan mengevakuasi orang itu, sementara tas yang berisi uang ratusan juta itu masih aku amankan. tak ada yang menyadari, Bapak juga tak sedikitpun melihat kearahku. suara ambulans mulai hilang dari kejauhan Bapak menghampiriku. "tas siapa itu nak?" tanya bapak kepadaku. "Anu, ehhh Anu, ini tas orang tadi pak". jawabku dengan perasaan bingung, jelas sebuah dilema diusiaku saat itu. Anak 6 tahun yang mengatahui ibunya sakit parah dan butuh banyak biaya, sedang ditangan kugenggam uang puluhan bahkan ratusan juta. namun dengan tegas Bapak berkata "tidak nak uang itu bukan hak kita, Agama melarang kita pakai yang bukan hak." setelah itu kejadian luar biasa pilu pun terjadi. dalam otakku hanya dipenuhi rasa Amarah, dalam kejadian itu tekadku bulat. "aku harus sukses, Agama tak boleh menghalangiku". Ardan Ibnu Hafidz.