Tidak ada gledek, tidak ada hujan, tidak ada angin ribut bahkan meteor jatuh, tapi tiba-tiba saja Allah menakdirkan mereka untuk bertemu disatu sekolah yang sama. Semua siswi sangat memuja siswa yang bernama Fariz, tapi tidak bagi Viona. Gadis itu sangat benci pada cowok yang menurutnya sok alim itu, tapi entah mengapa perdebatan membuat mereka semakin dekat saja.
Viona Salsabila Putri, si gadis populer dan cantik bagai princess sekolah. Targetnya hanya satu, menaklukan hati Muhammad Fariz Al-Fandi si cowok cuek, dingin, dan anti sentuh pada semua perempuan.
Viona si gadis keras kepala, pacaran, suka memakai pakaian terbuka. Mana mungkin Fariz suka pada cewek seperti itu? Tapi karena amanah, dia terpaksa harus sering bersama dengan Viona. Kedekatan mereka membuat hati Viona tersentuh untuk berhijrah menjadi gadis yang lebih baik, sampai pada akhirnya Fariz tak sadar bahwa dia telah jatuh hati.
Namun hal itu juga membuat masalah yang lebih besar dari trauma Viona, entah mengapa semenjak ia hijrah keadaannya menjadi semakin terpuruk. Satu sekolah yang membencinya, Paman yang selalu mengincarnya hanya karena nafsu belaka, dan cowok misterius aneh yang sangat membenci Fariz karena suatu alasan.
Apa yang harus Viona lakukan? Apa Fariz bersedia mengulurkan tangan untuk membantunya?
_________
Alangkah lebih baik bantu author dengan follow akun ini ya?
please bantu aku dengan vote, komentar, dan follownya. Biar aku semakin semangat buatnya! bantu aku di novel kedua ini ya? 😅 selamat baca.
Rayhan Domani Putra seorang cool boy atau patung hidup yang tak sengaja menabrak seorang gadis yang membawa banyaknya jumlah buku hingga menutupi wajahnya! Nayra Anas Putri atau biasa di sapa Nay gadis imut dan manis yang masih berusia 15 tahun namun cara berpikirnya masih di bilang anak TK dan memiliki hobi yang buat orang-orang di sekelilingnya menjadi gemas!!
Gimana kisah Ray yang terus saja di hantuin oleh sikap Nay yang seperti anak kecil itu?
Apakah Nay yang memliki hobi istimewa itu bisa hilang karena adanya pelindung?
Akankah berakhir bahagia seperti kehendak para pembaca atau sebaliknya?