Rumah Sakit Jiwa Surga (FF TXT & SKZ & NCT)
  • Reads 10,784
  • Votes 1,313
  • Parts 24
  • Reads 10,784
  • Votes 1,313
  • Parts 24
Ongoing, First published Apr 26, 2020
Ini adalah kisah kelam dari bangunan asrama laki-laki milik SMA Chunkuk sebagai sekolah terbaik dan terbesar.

67 tahun lalu bangunan itu adalah rumah sakit jiwa paling terkenal. Memiliki empat lantai dengan banyak kamar yang luas, mereka menerima banyak sekali pasien sakit jiwa dari segala kondisi.

Sampai satu persatu pasien hilang tanpa diketahui ke mana mereka pergi, lalu disusul dengan insiden kebakaran besar yang membunuh sebagian besar pasien di dalam sana.

Tapi semua itu hanya masa lalu, sekarang bangunan itu adalah asrama laki-laki yang mewah dan berlantai empat.

Semuanya baik-baik saja sampai mereka dengan sengaja bermain Ouija.
All Rights Reserved
Sign up to add Rumah Sakit Jiwa Surga (FF TXT & SKZ & NCT) to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
How To Be A Good Papa | Noren cover
Kesayangan Bunda cover
After Graduation cover
Fiction -sungjake✔ cover
ELIO RILEY SERGEYEV cover
Kisah Tak Sempurna cover

Dosa Ku

65 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.