Tidak semua umat manusia mendapatkan kesempurnaan dalam hidupnya, termasuk orang yang berkuasa sekaligus.
Memiliki bukan berarti mempunyai seutuhnya, benda mati saja dapat rusak secara berlahan, dan begitu pula dengan manusia ia juga bisa pergi menghilang, rusak, bahkan mati.
Didunia tidak banyak yang dapat dipercaya dengan senang hati, terlebih jika seseorang telah mengalami apa itu ditinggalkan, bagaimana rasanya diacuhkan, dibuang dan dilupakan.
Dalam kehidupan ini tidak ada yang Bulan harapkan, termasuk bahagia. Tidak sedikitpun ia harapkan, karena yang ia butuhkan sekarang hanyalah dunianya sendiri tanpa adanya gangguan orang tak penting, karena ia tidak pernah memiliki kepercayaan dikehidupannya untuk siapapun.
Cukup diketahui bahwa kepercayaan bagaikan sebuah kaca, jika dirawat ia akan tetap sempurna dan sebaliknya . Dan itulah yang Bulan rasakan didalam hidupnya.
Namun bukan kehidupan namanya jika keinginan Bulan berjalan mulus, semua keinginan Bulan hancur berkat gangguan dari sang Angkasa
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan