Asya Zavira Dirgana merasa tertekan saat uminya menuntut dirinya agar segera menikah. Asya tidak tau apa yang harus ia lakukan saat itu, menangis adalah pilihan yang tepat. Tidak ada pria yang mau meminangnya, hanya karena kondisinya yang lumpuh. Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah merubah hidupnya. Ia cenderung pendiam dan hanya bisa berdiam diri di lorong rumah.
Azzam merasa tak kuasa melihat puteri semata wayangnya, ia tidak ingin Asya terus di tekan oleh istrinya hanya untuk mencari seorang pria agar meminangnya. Tidak ada pilihan lain, selain memanfaatkan kekuasaannya. Papa Asya membuat rencana, hingga penentuan suami untuk Asyapun di lakukan.
Sampai acara pernikahan dilakukan, Asya baru mengetahui bahwa semuanya tidak semurni akad yang telah dilangsungkan. Semuanya seakan larut dalam kepalsuan yang memperdaya. Makan hati berulam jantung, begitulah yang dirasakan oleh Asya.
Rank :
#2 Bastian
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?"
Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi.
Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berjuang sendiri melahirkan anaknya tanpa suami. Menjadi ibu tunggal bukanlah hal mudah, apalagi lambat laun sang anak selalu bertanya tentang keberadaan ayahnya.
"Mommy, Al selalu doa sebelum bobo. Diulang tahun Al yang ke 5 nanti, papa pulang terus bawain Al boneka dino."
Ibu muda itu hanya menangis, seraya memeluk anaknya. Lalu bagaimana jika ternyata sang ayah juga sebenarnya menginginkan Al.