𝘐𝘯𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘊𝘩𝘢𝘦𝘺𝘰𝘶𝘯𝘨, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘢𝘭𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘒𝘪𝘮 𝘑𝘪𝘴𝘰𝘰. [] [] [] [] [] "Aku tidak menyangka kau hidup bersama kenangan itu selama 3 tahun, Nona." Aku tersenyum pahit pada Koh botak di depanku yang terlihat tidak percaya dengan penuturanku. Memainkan jari di cangkir yang kupegang, aku menghela napas panjang. "Aku sangat menyesal," ucapku menunduk pada teh yang terlihat masih panas dengan asap mengepul. Satu tanganku merapatkan jas yang kupakai sebelum kembali menatapnya. "Tapi setidaknya aku senang bisa mengetahui satu hal selama aku tinggal bersama kenangan istriku." Aku menambahkan dengan senyuman kecil. Koh botak itu terlihat menunggu ucapanku selanjutnya. Menyesap teh di tanganku perlahan, kemudian menaruhnya di meja. "Istriku mungkin tidak mengenalku. Tapi dia selalu ingat perasaan cintanya padaku." Aku yakin itu. Seyakin senyuman yang pria ini tampilkan saat menatapku kagum di kursi seberang. "Senang mendengarnya, Nona." Aku terkekeh. Mengingat tujuan awalku menemuinya di sini, aku melepas pangkuan kakiku dan menegakkan tubuh. Menatap serius padanya. Kembali berbicara setelah sebelumnya berdeham kecil. "Aku tidak tau kapan waktunya tapi ..." Dia menatapku tenang, siap mendengar permintaanku. "Apakah aku bisa minta tolong sekali lagi?" Dan dengan begitu, dia tersenyum penuh arti padaku. [] [] [] [] [] ©opy ®ight a™ B©@