Story cover for Save [For Human to Our Planet] by rubbinrfa
Save [For Human to Our Planet]
  • WpView
    Reads 61
  • WpVote
    Votes 27
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 61
  • WpVote
    Votes 27
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Apr 28, 2020
Guru ku bilang, manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan hebat yang tidak dimiliki oleh spesies lainnya. Yaitu. Beradaptasi. 

Manusia dapat beradaptasi dalam sintuasi seekstrim apapun. Dan kondisi dunia saat ini belum tentu adalah yang terekstrim. 

Jadi, kesimpulan yang bisa ku tangkap adalah. Kita sebagai manusia seharusnya dapat menghadapi semua ini. Apa itu namanya? aku lupa. Kalau tak salah bapak bilang Pandemi Corona. Iya itu. 

Manusia dibekali akal dan iman, berarti kita dapat bertahan disintuasi saat ini. Pasti. Kita bisa melewati semuanya bersama. 




***


Copyright Rubbinrfa, 2020. 
Project: Kampanye StayAtHome
All Rights Reserved
Sign up to add Save [For Human to Our Planet] to your library and receive updates
or
#123novelet
Content Guidelines
You may also like
Estar en Flor by hwangmetii
28 parts Complete
Perjalanan itu membuatku berpikir banyak hal. Kemana kita akan pergi? Kemana tujuan akhir ini? Apa yang menanti di garis akhir? Di sudut hatiku berharap ia, tapi bukankah yang seperti itu hanya ada pada dongeng dalam buku. Kenyataannya, dia sungguh tak berpijak dimanapun. Dia enggan pergi, enggan pula melangkah mendekat lagi. Memandangku dari tempat yang tak terlihat, tiba-tiba saja mengusikku lagi di kala hujan. "itu namanya kenangan,'' kata mereka. Seolah semua rasa sesak yang ditimbulkan adalah normal, seolah tak ada apapun yang salah. Sementara aku dan dia berada dalam ketidakpastian. Tapi itu adalah kehidupan. Kau tidak bisa menyangkalnya, kau hanya bisa menerimanya. Meksi keajaiban tak selalu terjadi, bukan berarti tak akan terjadi. Cinta adalah misteri. Tak seorang pun tahu kapan datangnya dan pada siapa perasaan itu jatuh. Kenangan-kenangan menjadi bagian yang tak dapat dihilangkan dari setiap diri, menjadi penentu bagaimana harus melangkah. Pemikiranku yang kemarin dan hari ini, mungkin saja berbeda karena aku telah lebih memahami jawaban dari semesta. Maka pilihan terbaik adalah memanfaatkan waktu semasa hidup sebaik mungkin. Menyampaikan apa yang belum sampai, melakukan apa yang harus dilakukan. Kebanyakan dari manusia akan menyesali apa yang tidak pernah mereka lakukan ketimbang apa yang telah mereka lakukan. Dan tiap perjalanan akan sampai pada tujuannya, yaitu bahagia. Kisah cinta yang lain seperti lagu yang sering kami dengarkan. Baik perlambangan cinta sejati maupun kematian, bunga krisan yang mekar itu tetap akan mekar tak peduli bagaimana pemikiran orang terhadapnya. Begitu pula lah perasaan manusia. Hal yang tak pernah membosankan untuk dipelajari. Pada akhirnya, bunganya telah mekar dengan makna yang tepat. Bunga krisan dengan perlambangan cinta yang setia dan kematian. Bunga itu adalah tentang aku dan dirinya. Estar en Flor. It will bloom.
You may also like
Slide 1 of 10
BIOPOCALYPSE : Extinction cover
ɪ'ʟʟ ᴛᴀᴋᴇ ᴄᴀʀᴇ ᴏꜰ ʏᴏᴜ  < Slow Up > cover
School scandal 1: Virus-J  cover
Nineteen-19 [COMPLETED] cover
VIRUS - Na2 END cover
LAND OF THE DEAD [REVISI] cover
Estar en Flor cover
World Of Chaos  cover
RED CITY : ISOLATION cover
COVID-19[END) cover

BIOPOCALYPSE : Extinction

29 parts Complete Mature

Selamat datang di abad post-pandemic. Inilah dunia 20 Tahun kemudian setelah wabah. Selama dekade terakhir, bumi menjadi rumah yang tak nyaman oleh keserakahan dan kesombongan umat manusia. Laut dipenuhi sampah dan minyak, hutan menjadi kering, dan makhluk hidup terus punah. Wabah penyakit mematikan pun terjadi setiap 100 tahun sekali. Sejarah umat manusia akan segera berakhir. Bukan karena perang nuklir ataupun bencana alam, melainkan kesalahan di balik tragedi virus Corona yang menimpa bumi Pertiwi. Sebuah mimpi buruk yang bahkan mampu mengubah sebagian besar populasi dunia menjadi kanibal yang kejam. Bukti menunjukkan bahwa virus P, proyek sains BRC, memiliki hubungan langsung dengan makhluk bermutasi. Bisa dikatakan, umat manusia sendiri adalah malapetaka yang membinasakan semua makhluk hidup dimuka bumi. Melanjutkan cerita sebelumnya, kini manusia menghadapi ambang dari kepunahan mereka di tangan hasil ciptaannya sendiri, wabah ZOVID 21. Yang terinfeksi telah berevolusi, tatanan masyarakat telah jatuh. Alam telah mengambil alih di mana-mana. Kehancuran lingkungan dan eksperimen biologis yang salah telah menciptakan skenario kiamat zombie, mendorong para penyintas yang tidak terinfeksi ke tepi jurang. Pada akhirnya, haruskah mereka tetap bersikap baik dan jujur, atau mengikuti naluri untuk bertahan hidup?