Raya hanya menatap keluar jendela sedangkan Alan sedang fokus menyetir. Setelah menempuh beberapa menit akhirnya mereka sampai disebuah kafe. Tempatnya sih nyaman aethetic gitu. Jadi adem deh. "Mana yang mau ketemu?" Tanya Raya dengan rasa penasaran yang membuncah. "Masih dijalan bentar lagi sampe kok, Sabar yah." Ucap Alan. Lima menit kemudian orang yang ditunggu telah tiba namun Raya tidak tau karena ia membelakangi orang tersebut. "Raya." Panggil orang itu. Deg! 'Ga mungkin gue pasti mimpi. Ayo bangun Ray. Ga mungkin dia' Batin Raya. Bahkan Raya hanyi mematung melihat orang yang kini telah ada didepannya. Tapi yang mengejutkan dia tidak sendiri tepatnya bersama seorang wanita. "Ga mungkin..." lirih Raya. Rasanya lututnya terasa lemas. "Duduk dulu Raf." Ucap Alan Ramah. "Thanks Lan. Oh iyah kenalin ini namanya Oca. Ehm lebih tepatnya Rossa Evalina Bernardo." Ucap Rafka. Yupz orang yang datang tadi adalah Rafka dan bersama seorang wanita entahlah siapa wanita itu. "Alan." Ucap Alan mengulurkan tangan. "Oca." Ucap gadis itu membalas uluran tangan Alan. "Dek." Panggil Alan membuyarkan lamunan gadis itu. Gadis itu menoleh kearah sang Abang dan tersenyum. Lebih tepatnya tersenyum paksa. "Oh iyah kenalin saya Raya adiknya Bang Alan." Ucap Raya riang. "Oca." Balas Oca ramah. Dan mereka pun mengobrol ringan. Lebih tepatnya Rafka, Oca dan Alan. Raya hanya sesekali menimpali. Kadang hanya tertawa kecil. "Ehm tujuan gue ngajak ketemu sebenernya mau ngasih ini sih." Ucap Rafka menyerahkan sebuah undangan. Deg! Rasanya dunia Raya telah runtuh. Orang yang selalu ia nanti kehadirannya telah memutuskan menikah. Dan itu akan diadakan lusa. 'Lusa' batin Raya tak percaya. Sepanjang perjalanan hanya hening. Entah apa yang gadis itu pikirkan. Raganya memang disini tapi pikirannya melayang entah kemana.All Rights Reserved