(DARK CONTENT)
Ego membuatku hidup, ekspetasi membuatku redup.
Aku tidak pernah berandai juga bermimpi, karena aku anggap itu hanya sebagai sebuah ekspetasi.
Hari ini, kali pertama aku kecewa.
Karena sekarang aku tersadar bahwa sejak dari dulu aku menyimpan ekspetasi, sekarang itu membuatku hancur.
Hancur sehancur hancurnya, sampai tidak ada lagi yang bisa aku selamatkan.
***
Bercerita tentang seorang pria bernama Pathan Pereira (21 tahun), seorang anak tunggal yang terlahir dari orang tua yang sangat kaya.
Hidupnya bahagia, namun ia membenci orang tuanya.
Bukan karena orang tuanya terlalu sibuk, hingga tidak punya waktu dengannya.
Namun karena orangtuanya tidak pernah mempercayakan sesuatu untuk ia kerjakan.
Hingga suatu ketika, Ayahnya mati dan meninggalkan banyak hutang yang mengakibatkan Ibunya terkena penyakit jantung.
Disisi lain wanita yang ia cinta akan segera menikah dengan pria lain.
Sampai akhirnya Pathan melihat dirinya sebagai orang yang tidak berguna, karena tidak bisa melakukan apa-apa.
Apa yang akan Pathan lakukan?
Kisah tentang cinta, relationship, keluarga, ego dan mental breakdown ini semoga bisa membuka sudut pandang baru untuk kalian mengenai cara pandang saya.
***
Hai Readers
Jangan lupa follow, vote dan juga komen ya.
Jangan lupa juga berkunjung ke:
Instagram: @yowandhaa
Email: sapatanaladipodcast@gmail.com
Selamat membaca, jangan takut menanti. Ingat, ada hal yang indah dari sebuah penantian.
Peluk hangat dari aksara.
Terimakasih dan sampai jumpa ✌🏼
Note:
Update setiap hari sabtu ya Readers.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan