"berani-beraninya lo selingkuhin kakak gue. Laki-laki bangs*at kaya lo gak pantas bersanding dengan kakak gue. Gue Fawwas Aditya Dzakir bersumpah akan jauhin lo dari kakak gue" Aku hanya menangis mengingat semua umpatan yang Fawwaz lontarkan pada dia yang pernah mengisi hari-hariku. Tepatnya sampai sekarang pun aku masih sangat menyayanginya. Seperti palu godam yang menghantamku mengetahui calon tunanganku selingkuh di belakangku. Tak sampai disitu permasalahanku, permasalahan keluarga besarku jauh lebih rumit. Aku dan keluargaku seperti di anak tirikan di keluarga Ayahku sendiri. "Ghania, kakung sudah siapkan calon suami untukmu yang lebih baik dari siapapun yang kamu kenal" sorot tajam kakung selalu pandai mengintimidasi orang yang berbicara dengannya. Tetapi tidak denganku dengan berani aku menolak keinginan "Ghania, gak mau kung. Ghania bisa cari calon sendiri kung" Plakkk "Hifza Ghania Dzakir, jangan pernah kamu membantah keinginan kakung. Jangan pernah kamu tiru Ayahmu yang tidak tahu diri itu !!"