Julian tahu, semenjak pertama kali dia melihat gadis itu dia tak sanggup memalingkan wajah. Setiap gerak-gerik gadis itu menarik perhatiannya dengan sempurna. Sedangkan si gadis tidak pernah peduli akan keberadaannya. Awalnya pertemuan singkat itu sekedar angin lalu yang membekas di ingatan Julian. setelah dua hari berlalu mereka bertemu kembali. Dada julian terasa mengembang dan rona wajahnya dihiasi senyuman. Tidak perlu pertemuan ketiga untuk meyakinkan apa yang bergejolak di dalam dirinya, dia hanya bertekad tidak ada kata lain kali untuk memperjuangkan gadis yang baru ia temui beberapa kali. Dia hanya ingin terus melihat senyumannya, setiap tawa dan seluruh raut wajah yang dimiliki gadis itu. Hanya itu. Seiring berjalannya waktu, perasaan yang awalnya ia kira terlalu receh untuk disebut cinta membuatnya berkorban segala-segalanya untuk gadis yang tak pernah menganggap kehadirannya. Dia terlanjur memeluk erat perasaan itu di hatinya, setiap rona bahagia di wajahnya tergambar jelas adalah kebahagiaan bertemu gadis yang selalu ia sebut di dalam setiap hela nafasnya. Itulah cinta. Kamu rela berkorban tanpa tahu kapan kamu mendapatkan balasan dari kekasih hati yang kamu dambakan. Seteguh itulah cinta yang tulus dari seorang pemuda. Fellicia Gunartika, gadis cantik yang menjadi idola para kaum adam yang melihatnya. Suaranya merdu, senyumnya membuat setiap manusia terpana, sikapnya agak sinis. Dan jangan lupakan keahlian pencak silat yang dia miliki, emmm.. cukup mengesankan apalagi kelakukaannya yang suka membanting orang. Ikuti kisah mereka, temukan kejutan-kejutan tak terduga dari kisah mereka di dalam novel. Lets see.. Mei 2020
2 parts