Hari masih pagi matahari aja belum menunjukkan batang hidungnya, udara segar masih terasa bahkan cenderung dingin, karena tadi malam turun hujan , dari hp menunjukkan 25 derajat Celcius.
Aku dah bangun ,dan sedang membuat kopi robusta bali kitamani ,salah satu favoritku.
Dalam benakku terbesit satu nama sohebku waktu SMA dulu diKota pesisir dipulau jawadwipa. Segera kucari list phoneku dan kudapatkan juga ahkirnya.
Kutunggu waktu menunjukkan pukul tujuh sambil ngopi dan mendengar musik dangdut yang membuat semangat .
C : " Hallo ....."
D: Ya ......siapa ya?h
C : " Ini Handik ,Ko masih ingat????'
Pembaca yang budiman , dulu waktu aku sekolah disana aku terkenal dg nama Handik, kalau dicari asal usulnya panjang ceritanya,yang pasti itu juga diriku juga.
D: Ooooo ingat aku ,apa kabarnya?
C: Baik aja Ko , Gimana kabarnya juga?
D : Baik juga, , Sekarang kamu tinggal dimana?
C : Kota Pahlawan
Kami sudah lama tidak bertemu kira2 17 tahunan dan hanya beberapa kali hubungan lewat telepon jadi , setelah omong2 beberapa lama sebagai introdumtion barulah kita bahas masalah yang sebenarnya..
"Namanya Iliyas Abrisam. Dia suami kamu sekarang."
"Mama bercanda?! Kapan Diba nikahnya?!"
***
Adiba Larasati itu cewek nolep. Kerjaannya hanya mengurung diri dalam kamar dan mengurus naskah-naskah yang menumpuk. Orang tuanya sudah misuh-misuh menyuruhnya untuk segera menikah. Tapi, bagi Adiba, menikah tidak sepenting menyelesaikan deadline-nya.
Sampai suatu hari, ketika mama dan papanya pulang dari kondangan pernikahan kerabat jauh mereka, Adiba syok mendapati seseorang yang mengekor di belakang mereka. Dunia Adiba seketika jungkir balik kala mamanya bilang dia adalah oleh-oleh untuk Adiba.