Seharusnya, Aku tetap diam ketika diterpa perasaan yang kian merambat tak tahu arah. Aku tetap diam ketika sesuatu ini muncul tiba-tiba,tak sadar tempat bahwa semua hanya siklus pertemanan. Aku tetap diam ketika sadar titik kebahagiaan itu hadir melalui omong kosong kekonyolanmuu akan hal-hal sederhana. Karena seharusnya aku hanya harus tetap diam, menganggap gejolak pada diriku sendiri taka da. Karena aku telah belajar dari mu,bahwa diam ternyata benar,emas. Daripada bicara,jika hanya disisakan luka akan kepergianmu atas perasaan ku yang ternyata tak kau miliki juga. --- 1881