⛔ 18+
⚠️ Trigger Warning:
Cerita ini mengandung konten sensitif yang dapat memicu respons emosional, seperti kehilangan orang tua, penggunaan alkohol dan kondisi hangover, perundungan, kata-kata kasar, pelecehan serta kekerasan seksual, kehamilan di luar pernikahan, self-harm, depresi berat, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup.
Beberapa adegan ditulis secara emosional dan cukup eksplisit secara psikologis. Jika kamu sedang berada dalam kondisi rentan atau memiliki pengalaman yang berkaitan, disarankan untuk membaca dengan kesiapan mental atau bersama pendamping yang kamu percaya. Jaga dirimu baik-baik, ya.💛
Note: Cerita ini secara keseluruhan ditulis dalam sudut pandang orang pertama. Namun, beberapa bab ditulis dalam sudut pandang orang ketiga untuk penggambaran yang lebih detail.
---------------------------------------------------------
Lingkaran setan itu nyata!
Aura, gadis cantik yang lahir dari hubungan suami-istri tanpa ikatan pernikahan resmi, harus menelan pahitnya kenyataan: masa lalu kelam ibu kandungnya kini menghantuinya juga.
Fakta bahwa dirinya bukan darah daging wanita yang selama ini membesarkannya dengan penuh kasih sudah cukup menghancurkan hatinya. Ditambah lagi saat bunda angkatnya terbaring lama di rumah sakit hingga akhirnya menutup mata untuk selamanya, di situlah hidup Aura seolah ikut berhenti.
Ia merasa kehilangan kompas. Kepergian sang bunda menjadi titik runtuh segalanya. Kuliahnya berantakan, pergaulannya semakin liar, hubungannya dengan keluarga mulai renggang. Dalam kabut luka yang tak pernah benar-benar sembuh, Aura terjerumus ke lingkaran pergaulan bebas yang membuat sejarah tragis ibunya kembali terulang pada dirinya.
Aura hamil. Tanpa cinta. Tanpa restu. Tanpa masa depan yang pasti.
"Kata orang, akan ada pelangi setelah hujan. Tapi hujanku malah turun tengah malam."
Nb: sampul cerita ini menggunakan foto Zhao Lusi & Zhang Linghe dari Pinterest, kemudian diubah dalam bentuk vektor.
- 2 Februari 2023
"ketakutan terbesar seorang anak adalah perpisahan orang tuanya. Kehilangan mama dan papa sama halnya dengan kehilangan seluruh napas. Enggak ada mama sama papa rasanya sunyi dan hampa, rasanya berkali-kali lipat lebih sakit dari apapun. Dunia juga terasa sudah tidak berarti."
~Queenza Nazea Azalea
˚₊‧꒰ა☁️☁️☁️໒꒱ ‧₊˚
Di ajarkan melangkah, meski tertatih-tatih dan berujung jatuh. Di latih menapaki tangga meski berulang kali terhenti karna lelah.
Bagi nazea, hal yang paling menyedihkan adalah ketika dihadapkan dengan kehancuran keluarga.
Nazea benci perpisahan. Karena nazea tidak suka di tinggalkan. Nazea benci sendirian, karena nazea kesepian.
Namun, apa yang sudah retak, akan tetap pecah. Pada akhirnya, meskipun nazea tidak suka, nazea harus menerima.
Ada yang mengangkat tangan tinggi-tinggi seraya menjerit tak sanggup, ada yang menyembunyikan kepedihan sekuat mungkin sembari terus menerus mengulas senyum.
Karena hanya diperuntukkan dua pilihan, bertahan atau menyerah?
Atau lebih tepatnya, mampukah berdiri di atas ubin keikhlasan?
"lagi, dunia kembali mempermainkan hidupku. Namun, sampai kapan?"