FATAMORGANA

Aku pernah mendengar kutipan bahwa cinta tidak harus memiliki cukup melihatnya tersenyum meskipun pada kenyataannya alasan dia tersenyum bukanlah dirimu tetapi kamu menjadi lebih dewasa mengikhlaskan dia yang berhak bahagia bersama orang lain.

Tapi apa aku sanggup?

Aku hanyalah manusia biasa, benar aku egois terlalu memikirkan perasaanku tanpa memikirkan perasaan orang lain tapi tunggu dulu apa aku kurang mengalah? Aku membiarkan masa lalunya masuk kembali dalam hidupnya meskipun aku tau bahwa aku tidak memiliki hak apapun.

Aku tidak marah pada masa lalunya yang kembali datang aku hanya tidak menyukai cara takdir mempermainkanku.

Aku hanyalah fatamorgana bagi dia sang pelangi, ya aku hanya sebagai bayang bayang tanpa bisa menjadi nyata.

Apakah aku akan bertahan dengan takdir seperti ini? Atau aku harus tetap memperjuangkan dia yang pada kenyataannya cintaku bertepuk sebelah tangan?

-Rara