Ola, Hala!

Hala Tarisa (25) mungkin menyukai The Beatles dan Nirvana. Kahitna dan Glen Fredly. Liverpool dan Real Madrid. Biskuit coklat dan Willy Wonka. Namun, tidak dengan Wima Hadiwinata.

Terjebak toxic relationship antara atasan dan bawahan, Hala gagal paham dengan kelakuan Wima yang sama sekali nggak tertebak. Dari mengubah-ubah posisi Hala sebagai content creative perusahaan menjadi asisten pribadi. Hingga menjebak gadis itu dalam peliknya hubungan asmara yang diduga gagal move on-nya bersama sang mantan kekasih.

Bersama ketiga rekannya-Mas Axel (Mas-mas metroseksual yang hobi ngutak-atik angka), Mbak Nisa (Ibu-ibu menjelang akhir tiga puluhan yang selalu dilema memilih skincare), Handi (Anak bau kencur yang sedang mencoba social climbing di jejaring sosial)-Hala membentuk komunitas ghibah dengan topik utama Wima Hadiwinata.

Sembari menguatkan iman karena butuh cuan, dan demi eksisnya jumlah saldo rekening di bank, Hala mencoba untuk istiqomah bekerja di bawah perilaku tiran si Wima. Belum kelar masalah pekerjaan dan Wima, Hala harus dihadapakan pada patah hati jilid dua dengan orang yang sama-Tommy Hendrawan alias tetangga sebelah rumahnya yang membuat gadis itu dulu memutuskan untuk kabur kuliah ke Jogja.

Hidupnya semakin menjadi-jadi saat sang kakak mendesaknya untuk melanjutkan kuliah jurusan hukumnya dan beralif profesi menjadi legal officer. Disaat Hala memutuskan resign dari perusahaan furnitur tersebut, Wima tiba-tiba datang dengan penawaran tidak terduga. Gadis itu kebingungan, nggak mengerti dengan motif Bos-yang sebentar lagi akan menjadi mantan Bos-nya itu. Secara, mereka nggak dekat-dekat amat kok. Hubungan mereka juga nggak terlalu harmonis. Hala malah sangat antipati dengan Wima.

Namun, siapa yang bisa menolak kehendak semesta? Saat Tuhan sudah menyeting jodohnya, Hala bisa apa?

#

Cerita akan diupdate setiap dua kali seminggu Senin dan Kamis.