Epiloge Kupejamkan mataku, mencoba berpikir jernih. Ini adalah kesalahan, sesuatu yang tidak boleh kulakukan. Bukan hanya karena keinginan gilaku terhadapnya, tapi... akan ada banyak orang yang terlibat dan mungkin tersakiti. Jadi, kupikir mengubur dan berlari terus menerus akan membuatku melupakannya. Namun, semakin lama aku melangkah, semakin hatiku tersa sakit dan aku benar-benar merasa sesak. Pada akhirnya, di ujung lorong hitam yang gelap... Aku, berlari ke arahnya seakan tidak peduli bagaimana sakitnya tubuhku atau sulitnya tanganku untuk meraihnya. Mungkinkah ini ajalku? Mati dengan cara yang tidak pernah kupikirkan? Tapi, dia berbisik. Suara indah itu mengucapkan kata-kata indah dan membuatku merasa aku melangkah di jalan yang benar.