"Ketidakpedulian berujung pada ketakutan, ketakutan berujung pada kebencian, dan kebencian berujung pada kejahatan. Itulah persamaan kehidupan."
-Averros
Kalimat yang dipegang teguh oleh semua anggota Elpis Quartilla pada saat itu, kalimat yang membuat kita sebagai manusia sadar atas eksistensinya, dan tentunya, kalimat yang menciptakan rasa peduli pada setiap hal yang ada dalam dunia ini, asalakan itu baik..
Sama seperti diriku sekarang, yang sudah hidup selama lebih dari 2000 tahun hanya untuk "peduli", melakukan apapun demi menciptakan rasa kesatuan di kehidupan di bumi, serta melihat perkembangan umat manusia dari waktu ke waktu.
Namun... semuanya terasa lebih cepat sejak hadirnya anak ini, mengubah cara pandangku tentang "peduli" dengan "mengerti"
Bukan karena dia memang spesial dari awal, memiliki tingkat pengetahuan yang luas seperti filsuf, atau karena dirinya penuh dengan dedikasi, bukan.. bukan karena itu semua.
Akan tetapi sebaliknya, karena dia tidak memiliki apapun untuk diberikan dan tidak meminta apapun untuk dikembalikan, dia adalah anak penuh dengan ketidaktahuan yang haus akan ketidaktahuan tersebut..
Semakin dia mencari, semakin dia bertanya. Semakin dia berjalan, semakin dia ingin berlari. Seperti itu seterusnya...
Itulah mengapa.. ketika aku memperdulikan ceritanya, aku menemukan, bahwa dirinya lebih dari yang secukupnya. Dia bagaikan aktor figuran yang siap menjadi protagonis kapan saja, dia bagaikan pemain cadangan yang tak peduli akan bermain atau tidak sama sekali.
Dan itu yang membuatku selalu bertanya-tanya, kenapa dia tetap ingin berguru pada orang seperti saya? dengan asumsiku aku menjawab, "mungkin karena memang aku bukanlah siapa-siapa dan itulah mengapa dia ingin lebih tau apa yang diketahui oleh bukanlah siapa-siapa demi melengkapi ceritanya."
Dari situ aku percaya dan memohon. "baiklah, "cerita", tolong buat anak ini memiliki pengalaman yang membara."