"Loh eh, emangnya lo siapa ngatur-ngatur gue, mentang-mentang gue anak baru nggak bisa lo atur-atur ya?!", ujar Nana dengan setengah membentak. Kini lelaki di depannya terlihat bingung dengan ucapan Nana yang sembari berkacak pinggang terlihat tanpa dosa. "Otak lo kalau belum tau tuh mulut nggak usah nyerocos kaya bebek belum makan seminggu. Kampungan banget jadi cewek!". Jawab lelaki tadi setelah menaikkan alis sebelahnya. Lalu langsung pergi begitu saja dengan dua teman di belakangnya. "Ya Ampun mimpi apa gue semalem kok bisa ketemu ama dedemit gunung korea", batin Nana jengkel. * * * * Karena tuntutan pekerjaan orang tua, Renata harus rela pindah sekolah ke kota. Suasana yang baru membuatnya harus beradaptasi dengan berbagai macam ekosistem di sekitarnya, ditambah lagi teman-teman sekolahnya yang baru membuatnya sulit dalam bergaul awalnya, ibarat kura-kura yang harus keluar dari tempurung mencari kehidupan baru yang penuh dengan makhluk-makhluk yang lebih baru bahkan si kura-kura lebih baru lagi karena nggak ada tempurungnya, sudah nggak usah dibayangin si kura-kura. Tapi hidup Renata berubah saat bertemu lelaki yang menurutnya jutek dan sombong, Revanda. Kehidupannya berubah lebih parah lagi maksudnya. Hari demi hari mereka lalui dengan tidak mungkin tanpa pertengkaran, tetapi seiring waktu, Revanda pun tertarik dengan gadis rivalnya itu. Apakah keduanya bisa bersatu dalam gelora permusuhan, ataukah hanya ibarat sebatas air dan minyak dalam wadah yang sama??.. * * * * * "Eh Na, lo itu kayaknya pantes deh kalau sama si Ivan" "Duh amit amit gua pop, gak mungkin kali gua demen sama tuh orang, IMPOSSIBLE banget!" @Yudhistira