[M] DEJA VU
  • Reads 3,123
  • Votes 381
  • Parts 6
  • Reads 3,123
  • Votes 381
  • Parts 6
Ongoing, First published May 08, 2020
"melihat mu menderita adalah kepuasan ku tersendiri Tia "


"Kau Gila Jungkook!kau Kaparat Gila!!"






Jungkook yg terlalu membenci Tia karna keadaan masalalunya  sehingga hobi sehari-hari nya hanya menyiksa setiap wanita yg menjadi tangetnya tanpa belas kasih sedikit pun, hingga ia menyadari bahwa wanita yg ia siksa kali ini berbeda dengan wanita yg lain yg pernah menjadi target Nya sebelum nya






{Slow Update}





©Kimtiaa
All Rights Reserved
Sign up to add [M] DEJA VU to your library and receive updates
or
#10jalang
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
He Fell First and She Never Fell? cover
After Graduation cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
Choose Family  cover
antagonis wife [PO] cover
Kesayangan Bunda cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
BABY CHANIE cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.