Kalau manusia dinamakan makhluk hidup, maka benda disebut tak hidup. Dari sini paham, kan?
Kalau manusia berperasaan, maka benda tidak berekspresi. Benda mungkin adalah kata, gabungan huruf yang bermakna. Walau benda itu mati, kata bisa menghidupkan, benar?
Lebih jelasnya, ini diksi benda, yang katanya tak hidup, bisa dibuang kalau sudah rusak, lalu dijual untuk dirongsokkan. Benda yang tidak punya ekspresi untuk emosi bagaimanapun, katanya. Tapi saya nggak mau begitu.
Saya beritahu ya, Ini tentang benda yang dimanusiakan manusia, yang berperasaan, lalu memiliki kisahnya masing-masing.
Cek saja, mungkin bisa membuat belajar jadi manusia yang tidak menyampahkan benda. Paham?
Janda Series by: Neo KaπͺΆ
Beda dari yang lain nihππ«Ά
oOo
Gibran Danuarta.
Dia seorang Juragan tanah Muda yang sangat disegani di desa Kamboja, parasnya yang tampan serta memiliki banyak aset membuat Juragan Danu banyak disukai oleh para gadis ataupun wanita yang sudah berstatus janda.
Pun para Ibu-ibu yang menawarkan anak gadis mereka agar sang Juragan nikahi dan menjadi Nyonya Danuarta.
Sayangnya tidak ada satupun yang dilirik oleh Juragan Danu, di mata lekaki itu semua abu-abu dan tidak cukup menarik hatinya untuk membuat jalinan kisah asmarah dengannya.
Tidak satupun, sekalipun itu seorang gadis yang memiliki paras Ayu.
Kecuali satu orang, seorang janda muda namum katanya rasa gadis, karena pernikahan yang tidak bertahan bahkan sampai satu minggu.
Dia menarik perhatian Danuarta namun status janda dan mantan istri dari sepupunya, itu merumitkan.
Semuanya rumit namun Danuata tidak menyerah sama sekali, sekalipun melawan takdir yang banyak tidak berpihak, juga semua perkataan orang yang menyela.
Tapi tetap Danuarta tidak menyerah sama sekali, pasrah dengan takdir, bersatu tidaknya kita lihat belakangan.
Kata Juragan Danu, itu urusan nanti.
oOo
Ini cerita Ka Neo yang keempat, semoga suka yaπ«Ά
Jangan lupa follow dulu yaπ