"Bisa-bisanya anda menyia-nyiakan ibu saya, sedangkan di luar sana banyak orang yang ingin selalu tidur hanya agar mampu bermimpi bisa berada di posisi anda!" Inces mendaratkan sebuah tamparan pada pipi Awan.
"Berani-beraninya!" Awan melepaskan tangannya yang sedari tadi mengandeng Bulan dan Princesuntuk membawanya pergi dari rumah mendadak tertunda, ia harus memberi anak kecil ini pelajaran terlebih dahulu!
"Sudah!" Peringatan dari ayah kandung Awan, ia sudah tidak mampu diam saja menyaksikan anak kandung dan cucunya berkelahi, ia harus meluruskan semuanya, atau Awan akan kehilangan lagi.
"Cukup ayah, izinkan aku menampar wanita jalang ini!"
"Akanku patahkan setiap persendian tangannya yang telah lancang menyakiti ibuku!" Inces menyuruh Mentari duduk di kursi dengan lembut.
"Anak ini tak tahu malu kakek...." Sebuah tamparan keras hendak mendarat di pipi Inces, dengan cepat Inces menangkis dan mendorong Awan dengan tubuh mungilnya.
"Jangan mentang-mentang kamu cucu tuan Abdinata, kamu bisa berbuat seenaknya!"
"Dasar anak jalang!" Maki Awan sudah tidak mampu menahan amarahnya.
"Cukup Awan, jangan lakukan itu anakku. Atau kau akan menyesal untuk kedua kalinya." Ayah kandung Awan tertatih perlahan mendekati dua orang yang sangat ia cintai.
Seiri rumah keluarga Mentari hanya menjadi penonton dengan linangan air mata tanpa mampu berbuat apa-apa, sial mereka sudah terikat janji!
PLAK! Awan berhasil menampar pipi mungil Inces.
"Sungguh aku tak akan pernah menyesali perbuatan ini untuknya, si perebut keluarga!"
"Lagi-lagi kau menamparku karena wanita itu ayah." Inces mulai menangis, rasa trauma akan masa lalunya kini mulai hadir.
Kedua kaki kekar Awan mendadak membeku, memorinya berputar ke masa lalu di mana ia pernah menampar putri kandungnya sebelum ia kehilangan jantung hatinya itu. Awan jatuh berlutut, rasa sesalnya mulai hadir, ia menangis sejadi-jadinya ketika sadar seorang gadis kecil yang ia maki sedari tadi adalah putri kandungnya yang asli.
M.L.E.S
Sequel ALTHAIA.
Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya tentu saja. Tapi apakah anggapan nya akan tetap sama ketika mata tajam nya tak sengaja menatap mata bulat sebening kaca?
Visya Aurezy Axel. Gadis bodoh yang selalu mengganggu Galang, cinta pertama nya. Ia bahkan rela di beri julukan wanita murahan saat dengan tak tau malu nya mengejar-ngejar orang yang bahkan tidak melirik nya sama sekali. Tapi itu dulu, waktu ia SMP.
Tiga tahun menghilang, gadis cantik itu kembali dengan segudang bakat nya yang mampu menarik perhatian banyak orang, termasuk remaja di masalalu nya. Tapi ia tak peduli. Sekarang yang menjadi masalah Visya adalah teman sebangku nya yang sedingin kutub Utara mulai menganggu hari-hari ketenangannya.
"Visya ..."oh ya Tuhan suara serak itu.
SEMUA PICT/FOTO DI AMBIL DARI IG DAN PINTEREST.
Terimakasih and happy Reading.