Sequel dari possesif brother ✓✓✓✓✓ Mencintai tanpa dicintai. Mengejar tanpa di hiraukan. Berusaha tanpa di pedulikan. Tiga kalimat yang selalu saja Reni rasakan ketika berjuang untuk mendapatkan hati selatan. Walaupun sikap nya seperti setan. Tapi Reni tak pernah kenal akan lelah, walaupun selalu saja di abaikan bahkan di sakiti. Padahal sang sahabat, vana. Telah mengingatkan dirinya. Agar menyerah saja dengan perasaan nya. Namun, bagaimana bisa menyerah. Jika selatan saja kadang mau menganggap dirinya. Seperti. "Vana, Lo itu sebuah pasword ya?," Orang yang telah menyandang pacar vana, kini sedang berupaya merayu sang pujaan dengan gombalan recehnya. "Kenapa?," Vana membalas nya dengan bertanya balik. "Soalnya Lo itu gak bisa gue lupain." "Eh ren, Lo itu pasword juga kan?," Tentu saja Reni terkejut, secara tiba-tiba saja selatan berkata demikian. "Iya!," "Pantesan, Lo itu memang gak bisa dilupakan. Tapi gue bisa gantiin Lo." Sebuah definisi, setelah di terbangkan lalu dihempaskan kembali. Setelah daun nya berguguran, maka tak akan pernah bisa lagi kembali ke semula. Senang di awal sedih di akhir. Tapi yang namanya Reni, ia tak akan pernah kenal akan menyerah. Ia akan tetap berusaha keras walaupun ia tau, jika perjuangan nya hanya sia-sia. ✓✓✓✓✓ 'Gay' Hingga satu kata itulah yang mengantarkan nya pada bara, membuat masalah dengan orang yang seharusnya ia hindari. Namun tak bisa. Karena takdir masih mempermainkan nya. Bahkan, sampai dirinya tak menyukai selatan lagi. Tapi bukan berarti masalahnya akan selesai. Justru rasa sukanya beralih pada bara, membuat masalahnya kian sulit. "Gue suka sama Lo." Namun, kalimat itu tak pernah terucap untuk bara. Walau dirinya sering berkata demikian kepada selatan, entah mengapa ketika dengan bara. Lidahnya langsung menjadi Kelu untuk berbicara. Karma memang ada. Dulu ia yang sering mempermainkan hati pria, dan sekarang dirinya yang selalu terabaikan oleh setiap orang yang di cintainya.