Thorn, pemuda berumur 12 tahun itu tidak berhenti-henti berlari kencang di sekeliling rumput ekor kuda yang tumbuh di taman khusus milik Ibunya.
"Lihat! Rumput ini, Thorn sendiri yang tanam!" Girangnya.
Sahabatnya menggelengkan kepala, "Kau harus berhati-hati, Thorn. Ibumu menyuruhku agar mengawasi tingkah lakumu yang ceroboh itu."
Thorn mengerucutkan bibirnya sembari duduk terjatuh ke tanah yang empuk.
Jantung temannya hampir saja lepas dari tempatnya melihat tingkah laku Thorn yang begitu mengejutkan.
"Thorn! Kau membuat jantungku tidak aman!" Serunya.
Hening sejenak, Thorn mengatur nafasnya lalu berdiri tegap dan kembali berlari menuju kursi taman yang sedang diduduki oleh temannya.
"Thorn! Ku bilang jangan banyak tingkah!"
Enggan mendengarkan, Thorn buru-buru duduk namun sebelum itu ia mengangkat sebuah buku catatan kesehariannya.
Tak lama setelahnya, Thorn sibuk membuka halaman-halaman buku catatan itu.
Beberapa menit kemudian, tangannya berhenti menampilkan halaman buku yang berjudul edelweis, uniknya ada sebuah bunga edelweis asli terhias rapi pada halaman buku tersebut.
"Edelweis adalah bunga yang abadi..., apakah suatu hari nanti Thorn bisa melihat bunga tersebut?" Lengkungan manis Thorn ditampilkan dengan begitu putus asa.
Solar, salah satu sahabatnya yang sejak tadi menemaninya menghela nafas ringan dan tersenyum tulus, "Tentu saja, aku akan menemanimu saat kau melihat bunga abadi itu."
"Janji, ya?" Thorn mengharapkan sebuah jawaban meyakinkan.
Solar mengangguk pelan, "Iya."
Setelah mengaitkan jari kelingking kecil mereka sebuah janji persahabatan kecil itu, apakah bisa terkabulkan?
• Boboiboy hanya milik Animonsta
• A-Room Community
story by redav404
"Aku tak akan pernah membiarkan siapapun menyentuh adik-adikku."
"Papa menelantarkan kita, jika memang ia menyayangi kita seharusnya ia datang untuk melindungi kita, Kak!"
"Papa menyayangi kita, Jun. Dengan memisahkan kita darinya inilah cara Papa untuk melindungi kita."
"Dengan pura-pura hidup sebatang kara? KAU FIKIR BAGAIMANA CARAKU MENJAWAB PERTANYAAN JUSTIN DAN JOHN JIKA BERTANYA DIMANA AYAHNYA!!
dan dengan begini kau melarangku untuk menghidupi mereka?"
***
Tetes darah dibayar darah, luka dibalas luka, dan nyawa dibayar nyawa.
12 bersaudara yang hidup dibawah ancaman dan ketakutan, tidak ada kata tenang bahkan untuk sekedar bernapas.
"AKU AKAN MEMBUNUHMU, BAJINGAN!" Rancau Jun yang masih memangku tubuh kesayangannya yang telah membiru dengan sesungging senyum manis di wajah pucat itu.
.
📌Jangan lupa tinggalkan jejak📌