si kiri : "itu sebabnya, ucapan yang yang bener itu tadi subhanalloh bukan astaghfirulloh, karena pada waktu kulihat wajahnya tadi, seakan-akan aku telah melihat bidadari karena dari indahnya wajahnya" si kanan : "sudah... gak usah teralu lebay" si kiri : "bener, wajahnya itu iiinnndah sekali, apalagi yang pakek baju kuning" (sambil tersenyum menatap si kanan) si kanan : "sudahlah, jangan terlalu di fikirkan" (setelah itu, mereka membeli barang-barang yang di perlukan kemudian pulang) Selama di perjalanan si kiri terlihat selalu membayangkan wajah mbak santri tadi, sampai si kiri timbul pertanyaan dalam hatinya yang kemudian ia tanyakan kepada si kanan, si kiri : "aku boleh tanya gak ?" si kanan : "boleh, dengan senang hati... "(sambil tersenyum) si kiri : "kalau kita mengenal seorang perempuan lebih dekat itu, boleh gak ?" si kanan : "maksut kamu ??" (sambil mengerutkan dahinya) si kiri terdiam sejenak sambil mengahadapkan wajahnya ke atas, kemudian mengambil nafas pelan pelan, si kiri : "jujur yaa, aku itu tadi terpesona melihat wajah perempuan itu, sampai sampai aku ingin mengenalnya bahkan mengenal lebih dekat lagi" si kanan : "wush... kamu ngomong apa sih" si kiri : "bener kok, ini bukan hanya sekedar kata yang keluar dari mulutku saja, melainkan ini kata hati yang tak bisa berbohong" (tangannya memegang dadanya sambil menarik nafas lagi kemudian menghembuskannya pelan pelan) si kanan : "sudah, gini aku kasih tahu yaa..." (sambil memegang pundak si kiri) Dengan terus melanjutkan perjalanan menuju pondok, waktunya si kanan mengeluarkan keahliannya dengan memberikan kata kata mutiaranya yang indah, si kanan : "seorang wanita itu memang begitu, wajahnya selalu terlihat mempesona, begitu indah ketika di lihat, bahkan seakan akan seperti bidadari seperti apa yang kau ucapkan tadi" si kiri : "iya tau... makanya aku ingin mengenalnya" si kanan : "tapi dengerin dulu, belum selesai aku ngomongnya... jadi gini, ........ . simak terus lanjutan ceritanya di part 3All Rights Reserved
1 part