Bagi Airel Salasil Driadi, meminimalisir resiko masalah dalam hidup adalah penting. Memiliki sisi perspektif yang seringkali berbeda dengan orang lain pun bukanlah hal tabu (tentu saja hanya bagi orang terdekatnya). Meski begitu, ia tetap mengutamakan prinsip "The Most Important Thing is to Minimize The Problem". Tapi kali ini, ia merasa tak bisa menghindar untuk melibatkan diri. Menawarkan cemas yang silih berganti, kala hubungan yang tak di impikannya semakin dekat. *** "Kepekaan seseorang akan berkurang jika sudah tidak berada dalam lingkaran yang sama." Orang dewasa bilang, akan merepotkan bila bersangkutan dengan remaja. Mereka cenderung meragukan, apalagi dengan khayalan yang seakan menembus jalur pesawat angkasa. Tak dipungkiri hal ini memang benar adanya. Namun barangkali mereka lupa, bahwa remaja bukan lagi berada dalam masa kanak-kanak. Setidaknya, itulah yang Airel pikirkan. Mempunyai keluarga, sahabat, dan lingkungan yang memadai saja ternyata belum cukup untuk menjadi remaja yang sesungguhnya. Mungkin sebab itulah pula, kini ia berada pada situasi yang tak ia harap nyata. Inilah kisah remaja seorang gadis bernama Airel. Ketika sebuah keputusan mengubah ekspetasi hidupnya, membuat ia ditarik paksa membuka riuhnya tiap sisi arena berliku yang tersendiri. Dan tentang sulitnya ... ... perasaan remaja.