"Bang Sul, ayo nikah!" Seumur hidup hingga usianya dua puluh delapan tahun, tak pernah terbayang bahwa Sultan akan dilamar bocah baru meletek. Dunia terasa lucu saja, padahal ia tak pernah berbuat aneh. Bagi Ava, laki-laki pemilik toko alat-alat komputer di seberang tak sekadar menarik. Melainkan ... istimewa. Bagaimanapun caranya, ia harus bisa melamar Sultan cepat-cepat. Sebelum ada perempuan lain yang mendahului bahkan menyentuh lelaki itu. Meski dengan cara yang memalukan. Atau, desahan-desahan imutnya tak akan didengar Sultan. Padahal ada Rahina yang lebih matang sudah Sultan gadang sebagai penyeimbang kedewasaannya. Pun dengan Erga yang membuat Ava nyaman dan ketagihan. Apa lagi yang dicari?