Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓
  • Reads 77,637
  • Votes 15,260
  • Parts 46
  • Reads 77,637
  • Votes 15,260
  • Parts 46
Complete, First published May 21, 2020
[SUDAH DIBUKUKAN]


❝Semenjak kamu pergi, definisi rumah yang hangat juga ikut menghilang. Tidak ada lagi yang memberi tempat berteduh kala hujan desember datang, tidak ada lagi yang mengobati goresan lukaku dengan plester cokelat muda yang selalu kamu bawa. Tidak ada lagi bahu yang nyaman untuk bersandar. Sampai kapan? Sampai kapan akhirnya aku bisa mengikhlaskan kamu untuk pergi?❞--Narenjani Geeta Radhinaya.

❝Renjani, kata dokterku, akan ada masanya orang-orang datang lalu pergi. Ini hanya tentang bagaimana cara mereka berpamitan. Tidak semua perpisahan itu dapat diterima. Namun, apa yang sudah berlalu biarlah berlalu. Dan perihal itu, maaf sebab pemuda ini hanya bisa memberikan bahu bersandarnya untuk sementara. Juga maaf karena pada akhirnya perpisahan tidak bisa terelakkan.❞--Maheesa Partha Omkara.

Bumi Jogja seakan ikut bercerita mengenai takdir Maheesa Partha Omkara, tentang pemuda yang punya banyak rahasia besar dalam hidupnya. Barangkali juga, buku ini akan menjadi catatan terakhir dari kisah hidup seorang manusia yang punya trauma.

•••

Selamat berkunjung di perjalanan hidup Maheesa! Semoga betah dan bisa menetap lama. Kamu akan menemukan 7 cerita berbeda dari manusia-manusia terluka. Mereka yang punya kekurangan dan mereka yang ada untuk saling melengkapi satu sama lain hingga menjadi utuh.

ENHYPEN lokal au
Heeseung & Seeun

© nop, 2021
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Titik Nol Kilometer Yogyakarta ✓ to your library and receive updates
or
#92karina
Content Guidelines
You may also like
Yogyakarta Mendarah by SA-BELA
11 parts Ongoing
❝Shakuntala, di penghujung harimu yang melelahkan, aku harap tanganku, bahuku, dan pelukanku akan menjadi tempat ternyamanmu untuk pulang. Tapi maaf jika di penghujung harimu yang lain, aku tak lagi bersamamu di sini. Kamu tahu, manusia itu datang dan pergi, kamu tidak bisa menahan mereka selamanya di bumi. Maaf, maaf karena pada akhirnya aku pamit undur diri dan perpisahan itu tidak dapat kita hindari lagi. Sampai jumpa di lain hari yang lebih indah, dengan senyum yang merekah lebih dari bahagia, Shakuntala.❞一 Maheesa Djayarinka Laskara Sastra. ❝Maheesa, setelah kamu pergi, Jogja dan semua tentangnya tak sama lagi. Tak ada pelukan hangat darimu lagi, tak ada genggaman erat tanganmu lagi, tak ada bahu bersandar untukku lagi, dan tak ada rumah paling nyaman untukku pulang lagi. Hingga di penghujung hariku tanpa kamu, ketika kisah kita tak lagi sehangat rengkuh, aku pernah berkata padamu, kita adalah satu. Maka padamu, pulangku menuju.❞一Shakuntala Dimitri Mandalingga. Kepada : semesta tanah Yogyakarta, buku ini menceritakan perihal kehilangan-kehilangan pilu, masa lalu yang menciptakan fana semu, dan reluk di penghujung rindu yang ingin menyatu. Tokohnya adalah dua frasa rumpang yang tak pernah rampung, menjadikan Yogyakarta sebagai kota yang berkabung. Selamat berlabuh di cerita Yogyakarta mendarah, kalian akan diperkenalkan kepada Maheesa dan enam temannya yang memiliki cerita berbeda-beda. Jangan lupakan Shakuntala, puan belahan jiwa, kalau kata Maheesa一Tuan Yogyakarta dan sejuta luka di hidupnya.
You may also like
Slide 1 of 10
3. Setegar Karang [Completed] cover
Biodata ENHYPEN cover
Lee Kiyeon [ 3 ] ✔ cover
DESSERT [COMPLETED] cover
[✓] GALAXY cover
[✓] GYUNARI cover
Sadewa✔ cover
Yogyakarta Mendarah cover
Tinta Terakhir ✔  cover
Dear Haruto Vol 2 ✔ cover

3. Setegar Karang [Completed]

48 parts Complete

[SUDAH TERBIT] BAGIAN KETIGA 'Semesta dan rumahnya' Ternyata, untuk sembuh dari rasa kehilangan itu sesulit menelan pil pahit. Ini terjadi pada semua orang, tapi Narda Abyu Karang adalah yang merasakannya lebih parah. "Padahal nggak apa-apa nangis sesekali karena sedih. Nggak apa-apa sesekali terlihat lemah. Itu manusiawi, dan semua orang tidak harus bersikap kuat setiap hari." ⚠️ Marriage life, adult romance. Yang masih underage nggak usah baca, kamu masih polos, Diks. Publish 2023, 14th march. Setegar Karang by Tuan Kopi. All rights reserved.