"Aduhai, suara itu benar-benar melelehkan hatiku yang telah terlanjur membeku pada-Nya." -Syifanazia Hanna- Hati Hanna benar-benar telah membeku untuk kembali ke kehidupannya dahulu lantaran ia masih tinggal di 'neraka dunia'. Ia tahu apa yang salah dan benar. Namun, ia tak pernah memedulikan itu. Ia hanya melakukan apa yang ia rasa membuatnya bahagia. Namun suatu hari, untuk kali pertama Hanna mendengar suara adzan itu. Ia tertegun. Ada suatu getaran yang berhasil menyentuh hatinya. Suara itu... Terdengar familiar. Dan suara adzan itu selalu ia tunggu tiga kali sehari. Setiap hari. Siapa gerangan sang pemilik suara? Apakah Hanna akan menemukannya?All Rights Reserved