Bandung, Merelakan | YuTae
  • Reads 141
  • Votes 4
  • Parts 5
  • Reads 141
  • Votes 4
  • Parts 5
Ongoing, First published May 25, 2020
Hidup itu sulit. Tidak ada yang mudah di dunia ini. Sekalipun hanya untuk mengedipkan mata, juga perlu usaha.
Tentang kamu yang tidak diinginkan, tentang kamu pula yang banyak dituntut, dan tentang aku yang diabaikan.
Bahagia itu apa? Bahagia itu yang seperti apa? Bahagia menurutku sederhana. Bisa memberikan kebahagiaan bagi mereka yang kusayangi. Walaupun aku tidak bahagia ketika melakukan hal itu.
All Rights Reserved
Sign up to add Bandung, Merelakan | YuTae to your library and receive updates
or
#153kpopff
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
After Graduation cover
Choose Family  cover
The Best Of Miracle cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
antagonis wife [PO] cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Kesayangan Bunda cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
BABY CHANIE cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.