Ketika aku menjalani hidup, aku merasa aku tidak menjalaninya. Setidaknya inilah yang tersedih. Menjalani hidup yang bahkan tak mau kau jalani. Hidup tidak, mati apalagi. Aku selalu berpikir kalau ketika sudah waktunya aku pergi, itu adalah hari- hari paling membahagiakan dari pada yang pernah ada. Aku tak memikirkan hal lain sampai suatu ketika aku bertanya, lalu ketika aku mati apa aku akan bahagia? Apa itu penyelesaian dari segalanya? Apa ketika aku mati, hidupku baru saja dimulai ? Namun semuanya tak nyata? Buku ini menceritakan tentang pertanyaan- pertanyaan sebelumnya. Tentang bagian tersedih hidup Geandra dan keraguan bahagia setelahnya. Kepergian bukan sebuah tangisan, bertahan bukan sikap ketidak-mampuan. Lakukan hari ini seada- adanya, sebelum semuanya menjadi niskala.