Keserakahan manusia membuat bumi berubah 180 derajat. Tidak ada tanah untuk berpijak, tidak ada pohon untuk berteduh, tidak ada bangunan tinggi nan kokoh. Yang ada, hanya air.
Tanah, Pohon, Bunga, Bangunan tinggi, Hutan, pesawat, buah, hanyalah kisah silam yang dijadikan sejarah. Ikan menjadi makanan satu-satunya yang bisa didapat.
Tidak ada bangunan tinggi, yang ada hanya rumah kayu yang mengapung sejajar dengan rumah lainnya, papan yang terbuat dari kayu mampu menahan rumah-rumah sederhana itu.
Berpuluh-puluh tahun yang lalu sebelum daratan berubah jadi perairan, beberapa ilmuan merancang rumah-rumah agar bisa mengapung diatas air, kiranya mereka sudah memprediksi akan hal itu. Pohon buatan terlihat dipinggir-pinggir papan, terlihat kecil dengan botol berisi air. Potongan kayu nan kokoh sengaja disimpan disalah satu rumah untuk kehidupan dimasa depan. Sampan karet juga perahu ada disana.
Mereka yang percaya pada ilmuan-ilmuan itu berhasil selamat diatas rumah apung, mereka yang tidak percaya tenggelam tak mampu menyelamatkan diri. Salah satu anak ilmuan yang masih hidup menjadi pemimpin kota Waterbury atau kota apung yang mereka claim sebagai satu-satunya kota yang tersisa.
Dalam novel dewasa berjudul Aggressive, Peony adalah tokoh figuran dan 'mainan ranjang' sang antagonis gila sekaligus second male lead; Kaisar Khezar. Di awal cerita, Peony mati dibunuh Kaisar dalam keadaan mengandung buah hati mereka.
Peony, yang namanya sama dengan tokoh tersebut, hidup kembali sebagai Peony dalam novel Aggressive dan memilih untuk mati lebih awal daripada harus menjadi budak Kaisar yang ujung-ujungnya akan tetap mati juga.
Hanya saja Peony takut bunuh diri sehingga yang dia lakukan adalah mengganggu Kaisar Khezar agar Kaisar marah dan langsung membunuhnya.
Tapi ...,
"Yang Mulia, tolong bunuh aku!" teriak Peony. "Bunuh saja aku!"
"Apa kau bilang? Cium?" Kembali Khezar mendaratkan ciuman singkat di bibir Peony setelah beberapa ciuman sebelumnya. "Sudah. Mau lagi, hm?"
Bukankah Kaisar Khezar benar-benar gila?
@kandthinkabout