"Mari kita mainkan teater waktu bersama-sama," ajakku padanya. Di sebrang meja dia tertawa tidak percaya. Lagi-lagi ketidakpercayaan yang sorot matanya berikan padaku. Jika saja dia hanya seorang mahasiswa sama sepertiku. Tentu saja aku tidak akan berpikir untuk menjadi tokoh dalam permainan teater waktu ini. "Teater waktu seperti apa yang kamu maksud? Empat tahun menjadi orang asing? Padahal kita ada dalam satu lingkup ruang yang sama?" "Mana bisa disebut teater waktu. Yang ada kita akan memainkan teater ruang. Dan tentu saja aku tidak akan bisa mengabaikanmu jika aku melihatmu."All Rights Reserved
1 part