"Lo udah gue cari-cari selama ini. Lo cewek ukulele yang udah bantu gue beberapa tahun yang lalu," ucap lelaki tersebut dengan seringai khasnya. Siapa saja, tolong musnahkan cowok tengil yang masih setia berdiri di hadapan Zerlin ini. Dirinya muak jika berurusan dengan cowok cengeng yang pura-pura jadi jagoan. Pantas, pantas saja lelaki itu tak merasa bersalah sedikit pun. Ternyata ada maksud tertentu dari kurang ajarnya kelakuan cowok tersebut. "Lo tanam benih di tempat yang salah, Sialan!" "Itu ... biar gue enggak perlu repot cari keberadaan lo lagi." Setelah berujar tanpa beban, cowok tersebut menutupnya dengan senyum yang-bagi sebagian orang melihatnya-ganteng. Baiklah, Zerlin ingin lenyap dari alam semesta ini. Tidak sanggup jika harus menghadapi hancurnya seperempat perjalanan hidup. Apalagi sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa di dalam perutnya, ada nyawa tak berdosa akibat kelakuan seorang pendosa. "Gue yang mati, atau lo yang mati?" tanya Zerlin dengan tangan yang mengepal. ────────••─────❀:ཻུ۪۪ Akankah Zerlin kembali kepada lelaki yang berasal dari kejadian singkat di masa lalu? Lalu, bagaimana dengan janin yang menetap pada rahimnya? Apakah bisa Zerlin mempertahankannya? Start: 29/06/'20
6 parts