Story cover for PARAKANG 2 by AlfDessibatu
PARAKANG 2
  • WpView
    Reads 1,325
  • WpVote
    Votes 160
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 1,325
  • WpVote
    Votes 160
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published May 30, 2020
spin-of Misna (Keturunan Parakang)

Aku gemetar, mayat puang Embang sungguh mengenaskan. Dengan tubuh yang bersandar bagai patung di balik batu besar, serta tangan kanan tersampir pada kayu di sampingnya. Badannya pucat. Daerah di sekitarnya berceceran darah yang sudah mengering.

Terlebih saat mendengar warga menuding itu adalah ulah parakang. Harus kuakui, itu semua benar. Kematian puang Embang adalah ulah parakang, tapi itu bukan aku. Aku bukanlah seorang parakang, meski aku adalah keturunan seorang parakang.

Tak pernah terbersit dalam hatiku untuk mengantikan kakek, mewarisi ilmu hitamnya. Tapi tetap saja, tiap kali orang-orang membicarakan tentang parakang, hatiku tercubit, aku takut mereka menuduhku, takut mereka mereka berusaha menyakitiku.
All Rights Reserved
Sign up to add PARAKANG 2 to your library and receive updates
or
#4parakang
Content Guidelines
You may also like
JEKYLL (EXO vs X-EXO) by aliara-L
22 parts Ongoing
Dunia paralel dan kepribadian ganda. Apakah ada yang mempercayai itu? Kala alam itu telah rusak akan kesalahan kalian sendiri, kalian buat semuanya menjadi sebuah malapetaka yang besar. Amarah akan 'bayangan yang nyata' itu, yang berjalan perlahan mendekati kalian. Menyeret rantai besi, yang kan membawa kalian, menuju neraka itu. Tetapi, bukan menjadi kalian. Jika kalian tak melakukan kebejatan itu. Kalian, bukan, bahkan seluruh umat manusia. Dirinya, bayangan yang nyata itu, bawa siksaan yang pedih bagi mereka. Mula-mula, raga mereka kan dimasuki oleh sosok bayangan. Hingga kemudian, mereka bunuh raga itu perlahan-lahan. Membawa diri itu, menuntun raga itu, untuk mencabut nyawanya sendiri. Bukankah jika tak ada yang tahu, itu bisa saja disebut sebagai percobaan b*nuh diri? Hingga ternyata semuanya terlambat, dan telah dimulai. Lelaki bersurai putih semu perak bersama sahabatnya itu. Yang bisa disebut mereka memiliki kepribadian ganda akibat ulah umatnya. Mereka akhirnya berusaha, menguak akan apa yang membuat mereka seperti itu. Menjadi hampir gila, bahkan hal itu hampir saja membunuh mereka! Darah tumpah, mengalir membasahi tanah, dibawah langit merah. Iris mata bercahaya mereka menatap pada langit itu. Lalu mereka tersadar, akan sebuah pertanyaan. Mengapa mereka melakukan ini. Sosok bayangan yang nyata itu berkata: "Kalian bodoh sebab menganggap aku adalah dalang utama dari segala kerusakan di dunia kalian. Semuanya ini adalah akibat dari kebejatan kalian sendiri. Padahal dahulu sempat ada yang hampir memusnahkan portal itu, namun ternyata semuanya sia-sia. Lalu, bagaimana akhirnya? Lihatlah pada sekitar, apakah kebejatan itu telah tiada, atau justru semakin banyak?" EXO/X-EXO -Cerita ini murni dari hasil karya saya sendiri. -Jika ada suatu kesamaan mungkin unsur ketidaksengajaan. Happy reading
Salwa, Gadis tanpa Kegagalan by WafaFarha
12 parts Complete
21+ Yang puasa boleh diskip. 😂 Setelah semakin melotot kaget karena ada yang menempelinya, Salwa mendorong kuat tubuh di depannya tapi gagal. Mundur pun tak bisa karena posisinya yang sudah mentok ke dinding beton pagar, hingga akhirnya memilih pasrah memejamkan mata untuk beberapa lama. Elvis sudah merasakan kemarahan Salwa. Ah, aura marahnya karena dipeluk kemarin saja masih kentara, kenapa juga harus ada insiden ini? Namun, pria itu tetap memilih resiko tersebut atau jika bahkan gadis itu akan membunuhnya nanti. Dari pada harus ketahuan kelompok Black Wolf yang tadi sempat mengejarnya. Bukan hanya dia yang mati tapi juga Salwa. Ini adalah pilihan terbaik menurutnya, justru Elvis telah menyelamatkan gadis itu dan Salwa harus terima kasih untuk insiden ini. 'Ah, bodohlah! Pikirkan itu nanti!' Seiring waktu suara di sekitar mereka mereda. Baroon berhasil mengarahkan kelompok Black wolf menjauhi area itu. "Huft!" Elvis menarik tubuhnya dan kembali berdiri tegak, lalu membuang napas kasar karena lega. Tanpa ia sadari, wajah gadis di hadapannya sudah merah padam. 'PLAK!' sebuah tamparan keras mendarat di pipi pria berkulit putih yang dipanggil Tuan olehnya. Seketika tangan Elvis memegangi pipi karena merasa sakit. Namun, belum juga hilang rasa nyeri di pipi, tendangan keras mengenai tulang keringnya hingga ia terduduk dan mengaduh. "Dasar pria mesum! Pria cabul, kurang ajar!" Mata gadis yang dipenuhi kaca-kaca itu sudah kembali ngos-ngosan karena marah. Setelah sekian lama menahan tidak berkelahi, akhirnya kekuatannya tersalurkan juga. Apa Elvis lupa bahwa dirinya pelatih silat di pesantren? Salwa berdiri tegak menatap Elvis yang kesakitan dengan perasaan benci dan jijik. .
"Bisikan Senior di Lorong Sunyi" by apriani200
22 parts Ongoing
Namaku Amira, tapi aku lebih suka dipanggil Mira. Aku baru saja menginjakkan kaki sebagai mahasiswa baru di sebuah fakultas yang terkenal-atau lebih tepatnya, ditakuti-karena senioritasnya yang begitu kuat dan tak kenal ampun. Aku pikir setelah melewati masa PKKMB yang melelahkan itu, hidupku akan mulai berjalan normal, seperti yang kudengar dari cerita teman-teman. Tapi aku salah. Sangat salah. Keesokan harinya, saat pelajaran baru saja selesai, kami dipanggil oleh para senior. Pertemuan pertama berlangsung di dekat kolam perpustakaan yang rindang, tempat yang seharusnya menenangkan, tapi malah membuat dada ini berdebar tak karuan. Suasana terasa tenang, tapi mataku menangkap ada sesuatu yang tak biasa-sebuah bayang gelap yang mengintip di balik senyum mereka. Hari-hari berlalu, dan tempat pertemuan kami bergeser ke lorong yang sunyi dan gelap. Lorong itu seperti ruang antara dunia nyata dan mimpi buruk. Bau lembap yang tajam menusuk hidung, nyamuk beterbangan seperti bayangan yang tak pernah lelah mengawasi, dan lampu remang yang membuat setiap bayangan jadi dua kali lebih menyeramkan. Setiap kali kami dikumpulkan di situ, aku merasa seolah-olah ada mata yang mengintai dari kegelapan, membidik dan menilai. Bisikan-bisikan samar para senior, tatapan dingin yang menusuk tulang, membuatku bertanya dalam hati: apakah ini benar-benar untuk melatih mental, atau sesuatu yang jauh lebih gelap? Aku, yang tubuhnya lemah dan sering sakit, merasa terjebak di tengah tekanan yang menyesakkan. Di antara teman-temanku-Ani yang pendiam tapi kuat, Aini yang selalu cemas, Olifia yang berusaha tegar, dan Ratih yang tak pernah berhenti berharap-kami saling menggenggam tangan dan hati, mencoba menguatkan satu sama lain. "Tapi aku tahu, bisakah kami bertahan?" Bisakah kami tetap berdiri tegak saat bayang-bayang senior terus membayangi dan bisikan itu berubah menjadi ancaman? Atau akan kah kisah kami berakhir di lorong sunyi itu, di mana keberanian diuji dan ketakutan menjadi penguasa?
You may also like
Slide 1 of 9
Lightshadow  cover
JEKYLL (EXO vs X-EXO) cover
Dalam Bayangan Ketakutan: Kumpulan Kisah cover
NOIR [SUDAH TERBIT] cover
Salwa, Gadis tanpa Kegagalan cover
THE VIP : GOLDEN HIGH SCHOOL  cover
"Bisikan Senior di Lorong Sunyi" cover
Selendang Biru (TAMAT) cover
Senja Termendung cover

Lightshadow

17 parts Ongoing

{PLAGIAT DILARANG MENDEKAT} Cerita ini murni hasil dari pemikiran dan ide author. Warning typo bertebaran!! . . . Di kekaisaran Melatonandia, ada sebuah legenda tentang Hutan Kabut dimana terdapat sebuah pohon besar yang tumbuh subur didalamnya. Konon siapa saja yang berhasil menemukan pohon tersebut maka seluruh keinginannya akan terkabul, dan jika tidak mereka tidak akan bisa kembali. "Pohon apa yang dimaksud itu?" "Tidak ada yang mengetahuinya." "Mengapa? Bukankah seharusnya ada seseorang yang berhasil keluar dari sana?" "Hanya satu orang yang berhasil lolos dari tempat tersebut, Yang mulia kaisar. Tetapi beliau menolak untuk mengatakan apapun yang berkaitan dengan hutan tersebut." Sienna Blair yang merasa putus asa mulai berharap dengan keajaiban yang akan datang padanya. Namun bukannya menunggu, dia dengan berani mulai pergi ke tempat terkutuk itu untuk meminta sebuah permohonan. "Semuanya keliru, tidak ada yang salah dengan hutan ini!" "Padahal baru kemarin kau memohon dengan sungguh-sungguh padaku." "Aku tidak sudi meminta pertolongan pada iblis terkutuk sepertimu!"