Aku tersenyum bersamaan dengan air mata yang mulai menetes. Tak ingin membuang waktu lebih lama, aku segera menghambur dalam pelukannya. Sedu sedan tercurah di atas bahunya. Bahu yang akan menjadi milikku. Aku menyesap aroma tubuhnya dalam-dalam. Aroma yang akan kutemui setiap harinya. Juga, tubuh yang akan selalu merengkuh di kala hati gundah dengan penuh kehangatan. Jadi, apa lagi yang kucari? Bukankah kebahagiaan sudah di depan mata? Sederhananya, jika telah mengucap janji suci, itu berarti tak akan berani melukai, bukan? Setahuku begitu. Harusnya pun begitu. Danis ... aku mau, tentu saja! *** CETAK BUKU. UNTUK INFO PEMESANAN BISA INBOX AKU