Semesta benar-benar memiliki jalan pikiran yang unik. Tega juga menurut saya. Jika tidak, mengapa ia membiarkan kami bertemu, lalu saling menyakiti, kemudian kami masing-masing pergi? Setelahnya, kini ia lantas ingin mempertemukan dua tokoh utama pada cerita usang yang hampir tenggelam dalam ingatan. *** "Hormat pak tentara!" "Aku mundur." "Ha? Maksud kamu?" "Aku nggak jadi masuk akademi militer." "Loh, terus selama ini kamu kemana?" "Pindah ke Jogja, ambil teknik informatika di PTN sana." Kaki saya lemas mendengarnya. Padahal harapan saya akan dilamar oleh angkatan udara. Sekarang, membayangkan akan dilamar oleh tukang service barang elektronik membuat saya sakit kepala. Tapi kemarin, secara tersirat ia seperti memberitahu saya bahwa kembalinya hanya untuk pamit pergi. Semesta, kalian punya rencana apa?