Bagi Triny, berpacaran dengan Josh itu seperti mendapat cat bagus sebagai hadiah natal. Dia tidak memintanya, tapi diberikan. Dan seperti cat yang mewarnai semua lukisan yang sudah ia buat, kehadiran Josh memberi merah, kuning dan biru di dalam hidupnya. Sebelumnya, Triny dikenal sebagai cewek yang sangat tertutup di sekolah. Kalau bukan karena ajakan Josh untuk bergabung dalam klub debat Bahasa Inggris, Triny mungkin tidak akan menjadi sahabat Grace, anak 12 IPA 1 yang terkenal paling pintar dan cantik di sekolah. Atau sampai membawa nama SMA mereka di lomba debat tingkat nasional. Dalam beberapa minggu dari sekarang, Triny akan pergi dari kota asalnya bersama Grace dan Josh untuk kuliah di kampus impiannya. Josh ingat betul, jantungnya berdebar sangat cepat ketika pertama kali bertemu Triny di ospek SMA. Bahkan lebih cepat dari mobil kijang siang itu. Tak ada hal yang lebih menyenangkan dari hari dimana Triny mau menjadi pacarnya, atau setiap kali ia tersenyum ketika mereka akan berangkat ke sekolah bersama. Josh berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan menyakiti Triny. Namun, sebuah rahasia harus membuat Josh mengingkari janjinya sendiri. Cepat atau lambat dia pasti harus memberitahu Triny. Namaku Josh. Enam hari yang lalu, aku meninggal.