Jika diluaran sana kebanyakan remaja SMA sudah bisa mengendarai motor, maka itu tidak berlaku untuk remaja satu ini yang kerap dipanggil Halim. Menurutnya motor adalah musuh, dari lubuk hati terdalamnya Halim sangat ingin bisa mengendarai motor, tapi keluarganya melarang keras untuk belajar motor karena takut kejadian dulu terulang kembali, dimana Halim sedang belajar motor dengan ditemani salah satu Kakaknya. Bukanya bisa malah semakin tidak bisa karena nyungsep nyium aspal dan akhirnya Halim luka-luka dan harus mendapat jahitan juga, wajah cantiknya seketika berubah menjadi goresan luka akibat nyium asal. Kini sekarang Halim berangkat sekolah hanya bisa diantar jemput oleh keluarganya atau kadang berangkat bersama dengan sahabatnya yang bernama Ogi.