Arul melongok setelah melihat foto yang ditunjuk Lala dari handphone-nya; ada sebuah kalimat 'Halo calon pacar, udah makan belum?' di atas meja Lala yang diukir menggunakan tipe-x.
"Hmm, siapa yang nulis nih, La?"
Lala sontak mengeplak kepala Arul, "Heh, kalau aku tau siapa yang nulis, aku gak mungkin minta tolong ke kamu!"
"Jadi, lu nyuruh gue nyari pelakunya?" Arul tersentak.
"Iyalah, penasaran tau! Kita kan sudah kenal lama dari SMP, aku tau kamu bisa jaga rahasia, jadi aku minta tolong ke kamu."
"Ah gila..." Arul sedikit membuang muka, "Dikira gue cenayang apa, gak mau ah, buang waktu aja...."
Lala kecewa, "Yee, perhitungan banget sih sama sahabat sendiri!"
"Bukannya perhitungan, La... Kalo lu nyuruh gue yang mudah-mudah, kayak tadi nyokap lu nyuruh pasang lampu, atau nyuci piring, atau beres-beres barang okelah, bahkan jadi tukang parkir mau gue, lah ini nyari orang misterius yang entah di mana dia sekarang," jelas Arul.
Lala langsung menempelkan jarinya ke mulut Arul untuk menghentikan bacotannya. "Seratus ribu plus makan bakso di kantin gratis selama tiga hari, gimana?"
Arul langsung berdiri tegap kemudian menjabat tangan Lala dengan erat, "Oke, deal, gue bantu!"
Lala pun sumringah. Begitulah Arul, cowok berponi berantakan dan berhidung pesek yang sangat dikenal Lala akan kemampuannya yang terkadang melebihi manusia normal bila sudah dihadapkan pada sejumlah nominal.
Tentang seorang lelaki gila yang terobsesi dengan adik sepupunya sendiri.
17+
°°°
content warning: smoking, alcohol, abusive language, kissing, promiscuity, dark romance, criminal acts, etc.