Trauma mencari jalan untuk dibahasakan setelah sekian lama dipendam oleh ingatan tubuh. Tapi bagaimana kalau bahasa tidak mampu membahasakan rasa sakit yang kita tidak tahu jelas apa itu sebenarnya? Adakah jalan keluar?
Saat ku kejar, kau semakin menjauh.
Saat ku diam, kau bertanya mengapa.
Dan,
Saat ku pergi, kau pun merasa kehilangan.
Lantas, siapa yang disalahkan disini?
Aku, kamu, atau sang waktu?