Sagi mencinta. Tapi cinta yang tak sempurna. Mungkin karena sang adinda tak peka akan radarnya. Tapi Sagi tak akan berhenti. Walau dia harus tersakiti. Dia akan tetap berusaha menggapai Gemi. Gemi tak tahu, dia yang salah atau hatinya yang sedikit batu. Berfikir bodoh bahwa dia dan sang pujangga tak bisa bersatu. Sampai dia harus rela melepas Sagi yang cintanya terhempas karena Gemi tak jua membalas. Namun Gemi sadar, disisa fikirannya yang hambar, Gemi tahu ada bunga mawar yang mekar untuk dia pertahankan. Seperti halnya tarot yang bertumpu pada sang bintang. Ada pula rasa yang bertumpu pada logika. Walau banyak yang bercerita jika cinta juga digariskan dari satu bintang ke bintang yang lain hingga membentuk sebuah frasa yang sempurna. Namun tak bisa dipungkiri bahwa logika pun ikut serta menemaninya.