Cover by pinterest @haixyar _______________________________________ 🌿 "Chik tungguin gue," Bruk!! "akh sakit pantat gu___" aduh Radit, ia memegang dan mengelus pantatnya yang kesakitan akibat terpeleset kulit pisang yang dibuang Chika barusan. Tentu saja malu. Chika sontak menoleh kebelakang dengan polosnya. "Lo kenapa dah Mas? Kok santai kayak dipantai." "Santai, santai. Gue terpeleset bego! Lo kalo mau buang kulit pisang jangan sembarangan kena gue jadinya." Omel Radit. ________________ "Tumben lo rajin ngepel Chik." Citra menaikkan sebelah alisnya melihat Chika terduduk di lantai. "Ngepel pala lo! Gue jatuh bangke!" "HAHAHA." Citra pun ikut menertawakan kebodohan Chika, "makanya Chik mata tu dipake." Chika memutar matanya, "siapa sih yang ikat tali disini hah" "Gue." Chika langsung menatap arah suara mengibarkan bendera peperangan. Jika berdiri dari posisi. Lalu menarik kasar rambut Radit. Citra dan Arvi geleng-geleng melihat keduanya berdebat. "Tau apa yang lebih sakit dari patah hati?" Tanya Arvi. Chika menghentikan aktivitasnya dari menjambak rambut Radit. Ia menoleh ke Arvi ketika mendengar Arvi bersuara. Mereka bertiga menggeleng. "Sakit, melihat orang tidak waras seperti kalian yang mengelilingi saya." Lanjutnya. Setiap hari Arvi harus menahan kesal melihat tingkah para karyawannya. Seminggu bekerja di kantor milik sang Papa, membuatnya berurusan dengan Citra salah satu karyawannya yang membuat kepalanya terasa mau pecah atas tingkah laku kedua teman gadis itu. Chika dan Radit si biang ribut. _______ Murni imajinasi sendiri. Saya lebih suka ceritanya dibaca, dari pada di copas. © frnzlla_