Aku menatapmu sekali lagi: tubuh kurus yang selalu ingin ku urus, fikiran kusut yang selalu ingin ku pahami, langkah-langkah besar yang selalu ku usahakan agar sejajar, dan bagian rapuh yang selalu ingin kulengkapi.
Kau tak sedikitpun tersenyum, benar karena kau telah kembali fokus pada mimpimu.
kembali lupa pada aku yang beberapa waktu lalu ada.
Mentari senja semakin menguning, angin kencang menghembus.
Menerbangkan harap yang telah kembali terajut, membawakan doa-doa untukmu.
Ditepian dermaga ini kesekian kali kulepas dirimu, mengejar mimpi.
Senja semakin haru, kala mentari terakhir benar-benar bersinar seiring hujan yang kembali turun.
Rintiknya jatuh mengantar kepergianmu.
'Tuan, tak pernah benar-benar kumiliki dirimu, bahkan tak pernah ada harap yang benar-benar menyakinkan untukku.'
Hujan semakin deras, saat kulihat kapalmu telah menjauh.
Azan berkumandang dari segala penjuru, Tuhan ku kembali memelukku.
Dalam haru doa ku lepas dirimu, dalam sujud terakhir ku sebut namamu.
Berlayarlah tuan, berlayarlah yang jauh
akan ku susul dirimu..
Layla sama sekali tidak paham, kenapa pria yang menuduhnya sebagai simpanan kakek-kakek, tiba-tiba menawarkan pernikahan kontak? Terlebih, pria ini selalu datang seperti dewa penyelamat setiap kali Layla terkena musibah. Mulai dari ketika ia mabuk di bar, saat terkena gosip jelek di sekolah tempatnya bekerja, dan bahkan ketika Nenek terus memaksanya segera menikah.
Akhirnya, Layla menerima kontrak pria itu, daripada harus dijodohkan dengan playboy pecandu narkoba, atau kembali kepada mantannya yang matre. Mereka akan menikah dan tinggal satu rumah, tapi ada 7 syarat yang harus mereka sepakati!